Pertempuran Ambarawa (12-15 Desember 1945)
Pertempuran Ambarawa berlangsung di sekitar kota Ambarawa, Jawa Tengah. Dalam pertempuran ini, pasukan TNI yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman melawan pasukan Sekutu dan Belanda. Kemenangan Indonesia dalam pertempuran ini penting untuk memperkuat posisi perjuangan kemerdekaan di Jawa Tengah.
Pertempuran Cikapundung (1946)
Pertempuran Cikapundung adalah salah satu pertempuran awal dalam perjuangan kemerdekaan yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat. Pertempuran ini menjadi simbol perlawanan rakyat Bandung terhadap upaya kolonial untuk merebut kembali wilayah yang telah dimerdekakan.
Pertempuran Tanjung Priok (1946)
Pertempuran Tanjung Priok terjadi di pelabuhan utama Jakarta, Tanjung Priok, antara pasukan Indonesia dan pasukan Belanda yang ingin merebut kendali atas pelabuhan penting ini. Pertempuran ini sangat signifikan karena Tanjung Priok adalah pusat logistik penting untuk pasukan dan ekonomi Indonesia.
Paus Terbesar di Dunia
Ukuran dari ikan paus bervariasi bergantung kepada spesiesnya. Spesies terbesar paus yaitu paus biru memiliki ukuran sekitar 30 meter dengan bobot 180 ton.
Sedangkan spesies kerdil yaitu paus sperma yang panjangnya sekitar 3,5 meter. Paus memiliki berbagai jenis sirip yaitu sirip samping, sirip punggung dan sirip ekor.
Mengutip dari IFL Science, paus terbesar yang diketahui hingga saat ini merupakan paus biru yang juga dilabeli sebagai hewan terbesar di Bumi. Mereka dapat tumbuh mencapai panjang 33 meter dan memiliki berat tiga kali lipat dari paus terbesar kedua.
Ukuran paus biru yang begitu besar dikhawatirkan dapat meningkatkan resiko kanker. Namun penelitian menemukan empat gen yang berperan penting yang tidak hanya meningkatkan ukuran tubuh paus tetapi juga melindungi dari risiko terkena kanker.
Ternyata risiko kanker yang dimiliki oleh paus tidak hanya berasal dari ukurannya saja tetapi juga berasal dari masa hidupnya yang lama. Peneliti kemudian menemukan dua gen yang menjadi penjelas mengapa paus tidak terkena kanker.
Gen GHSR dan IGFBP 7 merupakan kedua gen yang menekan risiko kanker pada paus. GHSR diketahui akan memengaruhi siklus sel dan IGFBP 7 dikenal dapat menekan beberapa jenis kanker. Hal ini menyebabkan paus dapat tumbuh tanpa terancam terkena penyakit kanker.
Pertempuran Biak merupakan bagian dari kampanye Niugini dalam Perang Dunia II. Pertempuran tersebut dilakukan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat dan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dari 27 Mei 1944 hingga 20 Juni 1944. Di sinilah untuk pertama kalinya pihak Jepang menggunakan taktik penyergapan dalam skala besar di Perang Dunia II.
Pulau Biak mendominasi jalan masuk ke Teluk Geelvink, di dekat ujung barat Pulau Papua. Pulau tersebut dipertahankan oleh 11.000 pasukan Jepang di bawah komando Kolonel Kuzume Naoyuki. Karena ia tak menyukai doktrin penghancuran musuh di tepi perairan, ia memutuskan untuk membiarkan pihak Amerika mendarat ke pantai tanpa perlawanan, supaya mereka tanpa curiga melenggang masuk ke dalam perangkap yang telah ia persiapkan bagi mereka. Keputusan ini menyebabkan kawasan di sekitar lapangan udara yang vital di pulau tersebut diubah menjadi jaringan bawah tanah militer penuh gua dan kubu pertahanan, yang berisi infantri, senapan otomatis, artileri, regu-regu mortir, dan tank-tank ringan Tipe 95 Ha-Go. Naoyuki juga membekali posisi-posisi tersebut dengan amunisi, makanan dan minuman dalam jumlah berlimpah agar bisa bertahan selama berbulan-bulan. Di Biak, air minum tak tersedia dalam jumlah banyak, sehingga di sana hawa panas dan kelembapan akan mengakibatkan korban dalam jumlah yang hampir sama dengan peluru musuh.
Dari satu pesan bertanggal 4 Mei 1944 yang berhasil disadap, diketahui bahwa intelijen Komando Pasukan Area ke-2 AD Kekaisaran Jepang menyangka pendaratan Sekutu berikutnya akan dilakukan di Biak, sehingga pendaratan pendahuluan dilakukan terhadap Wakde pada tanggal 17 Mei, dalam perjalanan menuju Biak. Di sana sebuah lapangan terbang yang lebih kecil tersedia, yang bisa digunakan sebagai pangkalan garis depan hingga lapangan-lapangan terbang di Biak siap digunakan. Walaupun prakiraan intelijen memperkirakan pasukan musuh berjumlah sekitar 5000 orang, sebuah pesan yang berhasil disadap pada akhir bulan April mengungkapkan jumlah pasukan berdasarkan kebutuhan ransum sekitar 10.800 orang, walau angka tersebut dianggap mewakili proyeksi kekuatan, dan bukan kekuatan riil saat ini.[1]
Resimen Infantri ke-162 dari Divisi ke-41 AD AS mendarat di Biak pada 27 Mei 1944, dan, pada pukul 5.15 sore, berhasil mendaratkan 12.000 orang pasukan, dengan 12 tank Sherman, 29 artileri lapangan, 500 kendaraan dan 2400 ton suplai. Salah satu suplai tersebut adalah es krim, yang langsung dibagikan pada hari pertama. Daratan pulau tersebut adalah karang yang keras, sehingga mesti diledakkan dengan dinamit supaya buldozer bisa bekerja di sana dengan lancar [2]
Mereka bergerak masuk ke dalam pulau dengan penuh percaya diri dalam keyakinan hanya akan menghadapi perlawanan ringan, hingga mereka mencapai lapangan terbang yang vital itu. Kemudian, dari dataran sekitar dan tepian-tepian puncak perbukitan di atas, muncul badai peluru dan proyektil meriam yang membuat mereka berlindung tanpa bisa ke mana-mana. Setelah malam tiba, barulah traktor-traktor amfibi berhasil mengeluarkan mereka dari jebakan tersebut. Pada hari berikutnya, mereka mencapai lapangan Mokmer, dengan sasaran lapangan Sorido. Pasukan Jepang tetap bertahan, dan menunda jatuhnya lapangan Mokmer selama sepuluh hari.[3]
Karena penundaan tersebut, markas Komando AU ke-5 di Nadzab mengatur agar Pulau Owi, yang berada di sebelah selatan pantai Bosnik (hanya beberapa kilometer sebelah timur Mokmer), direbut pada tanggal 2 Juni, lalu membangun dua landasan sepanjang 7.000 kaki di sana. Sebuah detasemen garis depan ditempatkan di sana bersama 15.000 orang pasukan, satu grup pesawat pengebom, dua grup pesawat pemburu, dan satu grup pesawat pemburu malam hari P-61 "Black Widow." [4]
Dari sebuah sadapan, Unit Nirkabel ke-1 RAAF mendapat informasi bahwa Letjen Takuzo Numata, Kepala Staf Komando Pasukan Area ke-2 AD sedang berada di pulau tersebut dalam sebuah tur inspeksi. Pangkatnya lebih tinggi dari Kolonel Kuzume, dan mengirim pesan yang memohon agar dirinya dievakuasi. Dirinya dievakuasi oleh pesawat amfibi dari Teluk Korin pada tanggal 20 Juni. Pada tanggal 22 Juni, Kolonel Kuzume membakar panji-panji kesatuan lalu melakukan hara kiri.[5]
Karena Laksamana Toyoda membutuhkan landasan-landasan di Biak untuk menyerang Armada Pasifik AS, ia melancarkan Operasi Kon, upaya untuk menyelamatkan Biak. Sebuah serangan pada tanggal 8 Juni berhasil dibendung oleh kekuatan laut Amerika dan Australia. Serangan pertama pada tanggal 1 Juni dibatalkan ketika sebuah pesawat Jepang memberi laporan keliru yang menyatakan kehadiran sebuah kapal induk AS, dan serangan ketiga pada tanggal 13 Juni dialihkan ke utara, ke Laud Filipina untuk menyerang kapal-kapal induk Armada ke-5 AS; serangan ini mestinya mengikutsertakan kapal-kapal tempur super Jepang, Yamato dan Musashi.[6]
Pasukan Amerika berhasil menembus pertahanan Jepang pada tanggal 22 Juni, di mana daerah pesisir dari Bosnik hingga Sorido berhasil direbut, termasuk tiga lapangan terbang di Sorido (4500 kaki), Borokoe (4500 kaki), dan Mokmer (8000 kaki). Masih tersisa sekitar 3.000 pasukan Jepang yang mencoba menggalang serangan balik penghabisan hingga 17 Agustus.[7] Bleakley mengenang bahwa dalam sebuah gubuk bambu berisi peralatan rekreasi Jepang, semacam PX atau toko khusus militer yang memuat "lusinan pasang sepatu skating" – "di sebuah pulau antah berantah di khatulistiwa!". Selama beberapa waktu ia menyimpan sepasang sebagai suvenir, dan berkata bahwa para prajurit Jepang diberitahu kalau mereka berada di sebuah pulau lepas pantai San Francisco, dan tak lama lagi akan menginvasi Amerika. Ia berada bersama Unit Nirkabel ke-1 RAAF, satu-satunya kesatuan Australia di pulau tersebut.[8]
Bagi pihak Amerika, perebutan Pulau Biak memakan korban 474 orang tewas dan 2.428 luka-luka. Pihak Jepang kehilangan 6.000 orang tewas dan 450 orang tertawan, sehingga lebih dari 4.000 orang lainnya tak diketahui nasibnya atau hilang dalam tugas dan diasumsikan tewas. Artinya, mereka dimusnahkan. Setelah itu, tak ada lagi serangan Banzai tanpa pikir panjang dan penuh emosi, yang biasanya membuat kekuatan Jepang terkuras hingga pupus. Biak merupakan pertempuran yang melelahkan dan alot. Taktik penyergapan atau menunda-nunda ini diulangi di Pertempuran Peleliu, Pertempuran Okinawa, dan Pertempuran Iwo Jima, yang sebelumnya diperkirakan Korps Marinir AS dan AD AS bisa dimenangkan hanya dalam beberapa hari atau minggu saja, tetapi justru berlanjut hingga berbulan-bulan, dengan kerugian yang sangat besar, bukan hanya karena menghabiskan waktu yang berharga, tetapi juga jatuhnya korban jiwa dan peralatan yang jauh lebih berharga.
Di pantai Paray, di antara desa Mokmer dan Bosnik, sekitar tujuh kilometer dari Biak Kota, terdapat sebuah monumen peringatan Perang Dunia II. Monumen ini dibangun pada tahun 1994 lewat kerjasama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang. Ada pula gua Jepang Binsari, yang terletak di Desa Sumberker, Samofa, sekitar lima kilometer dari Biak Kota.[9]
KOMPAS.com - Pertempuran Biak merupakan peperangan antara Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) dan tentara Kekaisaran Jepang yang berlangsung di Biak, Papua.
Perang yang berlangsung sejak 27 Mei hingga 20 Juni 1944 ini adalah bagian dari kampanye Niugini semasa Perang Dunia II.
Perang Biak adalah bagian dari upaya pembersihan Jenderal Douglas MacArthur atas Papua dari kekuatan Jepang.
Pertempuran ini dimenangkan oleh Sekutu, yang kemudian menggunakan Pulau Biak untuk mendukung operasi di beberapa wilayah di Pasifik.
Baca juga: L Rumkorem, Pemimpin Perlawanan terhadap Jepang di Biak
Pulau Biak terletak di utara Provinsi Papua, berdekatan dengan Sarmi, di mana Jepang telah memusatkan basis pasokan dan lapangan terbangnya.
Pada 1944, lokasinya dinilai sangat cocok untuk pembangunan lapangan terbang. Sehingga, pihak Sekutu, yang mulai bergerak ke Filipina, berencana merebut pulau ini dari Jepang.
Sekutu memperkirakan ada sekitar 2.000 tentara Jepang yang ditugaskan menjaga Pulau Biak.
Padahal, saat itu, Pulau Biak dikuasai oleh 11.400 tentara Jepang di bawah komando Kolonel Kuzume Naoyuki.
Kolonel Kuzume, yang telah mengetahui kedatangan pasukan Sekutu, memakai strategi tipuan.
Ia akan membiarkan tentara Sekutu mendarat di Biak tanpa hambatan, supaya mereka jatuh ke perangkap yang telah disiapkan.
Baca juga: Pertempuran Morotai: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir
Perangkap yang dimaksud adalah gua-gua yang terletak di sebelah barat Mokmer dan di sebelah timur Bosnek.
Jepang menjadikan gua-gua tersebut sebagai kotak-kotak pertahanan yang dipenuhi dengan penembak, senjata otomatis, artileri, baterai mortir, dan satu kompi tank.
Dalam perkembangannya, mata-mata Sekutu akhirnya meralat informasi sebelumnya dan mengabarkan bahwa jumlah tentara Jepang di Biak diperkirakan mencapai 10.800 orang.
Tentara Sekutu, yang berkumpul di daerah Teluk Humboldt, diberangkatkan pada 25 Mei 1944. Mereka dilindungi oleh pasukan angkatan udara dan angkatan laut.
Perjuangan kemerdekaan Indonesia melibatkan berbagai pertempuran heroik yang memainkan peran krusial dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan Belanda dan Jepang. Berikut adalah beberapa nama pertempuran penting yang menggambarkan semangat dan keberanian para pejuang Indonesia:
Kenapa Paus Bukan Termasuk Ikan?
Menurut buku "Mamalia" karya Syerif Nurhakim Dede Abdurohman, paus tidak termasuk ke dalam golongan ikan karena tidak dapat bernafas dalam air.
Ketika bernafas paus harus menuju ke permukaan untuk mengambil udara melalui lubang udara di atas kepala mereka. Diketahui paus tergolong ke dalam jenis mamalia terbesar yang hidup di lautan.
Menurut Jumanta dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Hewan, paus sebagai salah satu mamalia juga memiliki paru-paru, kelenjar susu, mempunyai rambut dan berdarah panas. Seperti hewan mamalia lainnya paus juga akan melahirkan dan menyusui anaknya.
Hewan ini merupakan hewan pemakan daging (karnivora) tetapi juga dapat memakan tumbuhan (herbivora).
Diketahui bahwa paus dapat memakan beberapa ton ikan kecil setiap harinya. Selain itu paus juga memiliki cadangan lemak di tubuhnya setebal lebih dari 30 cm.
Berikut merupakan klasifikasi ilmiah yang dimiliki oleh paus mengutip dari laman International Whaling Commission:
- Mysticeti (paus balin atau mysticetes terdiri atas 4 famili dan 14 spesies
- Odontoceti (paus bergigi atau odontocetes terdiri atas 10 famili dan 75 spesies)
Pertempuran Banten (1946)
Pertempuran Banten di Jawa Barat melibatkan pasukan Indonesia dan Belanda. Pertempuran ini menyoroti ketahanan rakyat Banten dalam mempertahankan kemerdekaan mereka dari penjajah Belanda.
Kepulauan Aru, SNN.com - Aktivitas judi Bola Guling kembali beroperasi di Kota Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru setelah di tutup Polres Kepulauan Aru pada tanggal 8 Pebruari 2020. Pengoperasian kembali judi bola guling milik dua pengusaha NL dan K tersebut, menuai kritikan tajam dari masyarakat maupun tokoh Agama. Mereka menilai Polres Kepulauan Aru tak konsisten dalam penegakan hukum terhadap penanganan judi di Kabupaten Kepulauan Aru.
"Kita jelas ragu dengan sikap Polres Kepulauan Aru dalam penegakan hukum terhadap perjudian di daerah ini. Karena, setelah beroperasi sekian tahun baru kemarin bola guling di tutup setelah pergantian Kapolres. Lalu kenapa sudah di tutup tapi kembali dibuka. Ada apa dengan penegak hukum di daerah ini,"ujar Andarias Onaola, Minggu (23/2/2020).
Kata Onaola, selain penegakan hukum yang tidak konsisten, Pemerintah Daerah (Pemda) dan DPRD tidak punya nyali untuk mendorong aparat penegak hukum (Polisi) dalam memberantas perjudian di Kepulauan Aru. Parahnya lagi, tambah Onaola, hanya di Kabupaten Kepulauan Aru sajalah yang judi dihalalkan oleh Pemda dan aparat penegak hukum (Polisi). Alhasil, para pemilik perjudian tersebut tak pernah tersentuh hukum. Hal seperti ini, akan merusak citra daerah dan generasi penerus daerah ini.
"Kami duga ada dil-dil dalam memuluskan permainan haram ini. Karena pemilik bola guling tidak pernah tersentuh hukum. Kalau hukum lemah, lantas mau jadi apa daerah ini. Mau jadi kota judi kah?",ungkap Onaola
Selain dibiarkan beroperasi kembali, lanjut Onaola, keberadaan gedung bola guling tersebut sangat dekat dengan tempat ibadah (Gereja). Walaupun berdekatan dengan tempat ibadah judi bola guling tetap beroperasi, tanpa ada teguran atau sangsi terhadap pemiliknya.
"Miris memang, masakan tempat perjudian dekat dengan tempat ibadah, tapi tidak bisa di berikan sangsi. Mau jadi apa daerah ini,"tandasnya
Olehnya itu, dia meminta kepada Pemda dan Polres Kepulauan Aru agar segera menyikapi persoalan ini. Tempat-tempat perjudian di daerah ini harus secepatnya di tutup. Karena, akan membawa dampak buruk bagi generasi penerus bangsa di daerah ini. Kalau perjudian terus dibiarkan merajalela bebas ditengah-tengah masyarakat, maka dia pastikan moral generasi muda di Kepulauan Aru akan rusak.
"Jadi, kami harap Pemda dan Polisi cepat ambil langkah, agar perjudian di Kepulauan Aru ditutup, dan para pelakunnya di proses hukum. Ini jelas melanggar hukum. Lantas kenapa dibiarkan merajalela di tengah-tengah masyarakat. Generasi muda daerah ini akan rusak oleh pembiaran perjudian di daerah ini," pinta Onaola
Terpisah, Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Eko Budiarto ketika di konfirmasi via WhatsApp, Minggu, (23/2/2020) belum memberikan keterangan apa-apa terkait beroperasinya judi bola guling kembali.
Reporter : Nus Yerusa
Pertempuran Tarutung (1946)
Pertempuran Tarutung terjadi di Tarutung, Sumatera Utara, di mana pasukan Indonesia bertempur melawan Belanda. Pertempuran ini menunjukkan ketahanan rakyat Indonesia di Sumatera Utara dalam menghadapi kolonialisme.
Pertempuran Kupang (1946-1947)
Pertempuran Kupang terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur, antara pasukan Indonesia dan Belanda. Pertempuran ini menandai perlawanan rakyat Nusa Tenggara Timur terhadap kolonialisme Belanda, dengan fokus pada upaya untuk mempertahankan kemerdekaan di kawasan timur Indonesia.
Pertempuran Sinjai (1946)
Pertempuran Sinjai terjadi di Sulawesi Selatan, di mana pasukan Indonesia berjuang melawan Belanda. Pertempuran ini menunjukkan pentingnya perjuangan kemerdekaan di wilayah timur Indonesia.
Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
Pertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar dan paling terkenal dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 10 November 1945, terjadi pertempuran sengit antara pasukan Inggris dan Belanda melawan para pejuang kemerdekaan Indonesia di Surabaya. Pertempuran ini dikenal sebagai Hari Pahlawan dan menandai komitmen kuat rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan.